<h2 class="archive__item-title" itemprop="headline">
<a href="https://msalfarisi.github.io/blog/2021/01/beasiswa-tohoku/" rel="permalink">Petualangan pencarian beasiswa selama berkuliah di Tohoku University </a>
</h2>
<p class="page__meta"><i class="fa fa-clock-o" aria-hidden="true"></i>
21 minute read
<p class="page__date"><strong><i class="fa fa-fw fa-calendar" aria-hidden="true"></i> Published:</strong> <time datetime="2021-01-05T00:00:00+09:00">January 05, 2021</time></p>
<p class="archive__item-excerpt" itemprop="description"><p>Dalam menempuh pendidikan tinggi, terutama di luar negeri, aspek finansial adalah salah satu hal yang penting. Dukungan finansial minimal dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari: makan dan tempat tinggal. Syukur-syukur kalau ada kelebihan, bisa mengirim ke tanah air untuk keluarga, sedekah, dan memenuhi kebutuhan tersier seperti rekreasi. Dalam memenuhi kebutuhan finansial, ada 2 opsi yang bisa diambil: bekerja paruh waktu (part-time atau arubaito), atau mencari beasiswa, atau bisa juga keduanya dikerjakan secara paralel. Bekerja paruh waktu akan memberi kita pengalaman berharga yang tidak bisa didapatkan di kampus, tapi terkadang mengonsumsi banyak waktu kita sehingga waktu untuk fokus belajar atau penelitian di kampus berkurang. Karena alasan itulah, banyak dari teman-teman memilih untuk mencari beasiswa, dan mengerjakan paruh waktu untuk mendapatkan pengalamannya. Sepanjang perjalanan saya berkuliah di Tohoku University 8 tahun ke belakang, Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk mengalami keduanya, bekerja paruh waktu dan mencari beasiswa. Kali ini, izinkan saya untuk berbagi mengenai proses pencarian beasiswa dan lika-likunya selama berkuliah di Tohoku University ini.</p>